Kamis, 10 Desember 2009

studi lalat menurut agama dan umum

Pendahuluan
Kehadiran lalat memang cukup merepotkan bagi kehidupan manusia, baik dari segi etis maupun kesehatan. Dari segi etis, lalat bisa menjadi simbol bagi lingkungan kotor dan kumuh, dan dari segi kesehatan, berdasarkan penelitian para ahli, lalat berfungsi sebagai mediator perkembangbiakan beberapa kuman penyakit menular. Karena itu, fenomena munculnya lalat yang berkeliaran di rumah-rumah penduduk tentu sangat mengganggu kenyamanan hidup, terutama di musim buah dan musim penghujan di mana lalat akan muncul lebih banyak. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan makin memperbesar peluang munculnya beberapa penyakit yang disebarkan wabahnya oleh lalat. Hal itu tentu mengancam diri mereka sendiri juga penduduk sekitarnya. Salah satu bukti, fakta menggunungnya sampah di TPS (tempat pembuangan sampah), bahkan di tempat-tempat yang tidak layak untuk pembuangan sampah yang kurang mendapat perhatian khusus dari masyarakat setempat. Bila hal ini tidak segera diatasi, bisa jadi ia akan menjadi sarang beribu-ribu lalat yang akan ”menyuplai” berbagai bibit penyakit kepada penduduk, terutama penduduk di sekitar TPS.


A. Pengetahuan Tentang Lalat
Sebelum membahas lebih dalam tentang lalat, maka terlebih dahulu dilakukan pengenalan terhadap lalat, baik dari segi jenisnya (spesies) maupun dari segi habitatnya. Di sini akan dibahas pengetahuan tentang lalat.

1. Mengenal Lalat
Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak dengan mempergunakan sayap (terbang). Hanya sesekali saja bergerak dengan kakinya. Karena itu tidak heran jika daerah jelajahnya cukup luas. Lalat merupakan salah satu ordo Diptera yaitu serangga yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000−100.000 spesies lalat. Namun tidak semua spesies ini perlu diawasi, karena beberapa di antaranya tidak berbahaya bagi manusia ditinjau dari segi kesehatan.

2. Habitat Lalat
Lalat memiliki habitat yang berbeda antara tahap pradewasa dengan tahap dewasa. Tahap pradewasa memilih habitat yang cukup banyak bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian), misalnya sampah organik dan basah. Tahap dewasa juga menyukai sampah organik, hanya daerah jelajahnya yang luas. Sehingga dapat memasuki rumah atau tempat manusia beraktivitas. Kedua perbedaan habitat ini menyebabkan kehidupan tahap pradewasa tidak bersaing dengan kehidupan tahap dewasa. Karena tanpa persaingan, maka lalat dapat berkembang dengan optimal.
Tahap pradewasa lalat lebih banyak mengganggu dibandingkan nyamuk. Karena itu manusia lebih menghindari larva lalat daripada nyamuk, meski keduanya tidak dikehendaki. Dari sudut pandang positif, larva lalat sebenarnya diperlukan oleh alam karena bersifat sebagai dekomposer (pengurai). Suhu lingkungan, kelembaban udara dan curah hujan adalah komponen cuaca yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas makhluk hidup di alam. Siklus hidup serangga, khususnya lalat, sangat dipengaruhi oleh cuaca. Kendati lalat lebih banyak hidup di daerah pemukiman, tahap hidup pradewasa lebih banyak hidup bebas di alam. Larva lalat amat rentan terhadap kelembaban udara, suhu udara yang menyimpang, dan curah hujan yang berlebihan.
Dengan demikian, kita harus cermat menghadapi dampak iklim terhadap perkembangan lalat. Pengendalian tanpa meneliti pengaruh musim akan membawa dampak negatif terhadap pengendalian itu sendiri, paling tidak mengurangi efisiensi pengendalian.
3. Spesies Lalat
Lalat mempunyai banyak spesies yang hidup di dunia ini, hampir jutaan banyaknya spesies yang hidup di seluruh penjuru dunia, namun di sini akan di kemukakan beberapa jenis lalat, di antaranya sebagai berikut:
1. Lalat Botol Biru atau Blowfly (Calliphora Vomitoria)
Penampilan
Ø Panjang lalat dewasa 6-12mm, warna biru metalik.
Ø Larva serupa dengan larva lalat rumah di semua hal, kecuali ukuran. 18 mm ketika dewasa
Siklus hidup
Ø Telur menetas dalam 0 - 18 jam (perkembangan parsial dapat terjadi pada lalat betina).
Ø Larva membutuhkan 7 - 12 hari untuk menjadi dewasa.
Pola hidup
Ø Sebagian besar perkembangbiakan terjadi pada bahan turunan daging, tekadang pada keju.
Ø Hama yang umum dari hewan pengerat/burung, dll.
2. Lalat Kluster (Pollenia Rudi)
Penampilan
Ø Panjang 6-10mm.
Ø Rongga dada abu-abu zaitun gelap terbungkus dengan rambut berkerut coklat-keemasan.
Ø Sayap tumpang-tindih saat istirahat. Lembam pada saat terbang.
Siklus hidup
Ø Telur terletak di tanah.
Ø Larva berkembang pada cacing tanah.
Pola hidup
Ø Sering ditemukan dalam jumlah yang besar pada ruangan kosong yang terdapat di atap di musim gugur, sedangkan di musim dingin lalat ini tidur.
3. Lalat Rumah Lesser (Fannia Canicularis)
Penampilan
Ø Panjang dewasa 4-6mm. Rongga dada berwarna abu-abu dengan 3 garis hitam pudar, perut betina berwarna abu-abu dan ovoid, perut jantan menyempit dengan bidang berwarna kuning pucat, urat sayap keempat tidak bengkok.
Ø Larva – Coklat pucat, ovoid dengan tonjolan di sekitar tepian seperti cambuk.
Siklus hidup
Ø Telur menetas dalam waktu 24 jam. Larva dan kepompong memerlukan waktu 1 - 4 minggu untuk menjadi dewasa.
Ø Larvae take 3 - 60 days to mature; pupae 3 - 28 days.
Pola hidup
Ø Perkembang-biakan terjadi pada bahan organik yang akan membusuk.
Ø Tidak terlalu tertarik pada sinar ultraviolet.
Ø Jantan memiliki pola terbang yang tidak teratur.
4. Lalat Musim Gugur (Musca Autumnalis)
Penampilan
Ø Lalat betina hampir sama dengan lalat rumah, tapi yang jantan memiliki perut berwarna oranye dengan tanda hitam di bawah bagian tengahnya.
Ø Lalat betina memiliki panjang kurang lebih 6-7mm, dan umumnya lebih besar dari yang jantan.
Lifecycle
Ø Breed in animal dung in fields.
Ø The house fly undergoes a complete metamorphosis with distinct egg, larva or maggot, pupal and adult stages.
Ø The white eggs, about 1.2 mm in length, are laid singly but pile up in small masses. Each female fly can lay up to 500 eggs in several batches over a three to four day period.
Ø The life cycle can be complete within 12-20 days depending on temperature, with as many as 12 OR several? generations occurring in one summer.
Siklus hidup
Ø Perkembangbiakan dilakukan di atas kotoran hewan yang terdapat di ladang.
Ø Lalat rumah menjalani metamorfosa secara sempurna. Dimulai dengan tahapan telur, larva atau maggot, kepompong dan dewasa.
Ø Telur berwarna putih dengan panjang kurang lebih 1,2 mm, terpisah satu demi satu, tapi terkumpul dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap lalat betina dapat mengerami hingga 500 telur dalam beberapa kelompok selama periode 3-4 hari.
Ø Siklus hidup dapat selesai dalam 12-20 hari, tergantung pada suhu, dengan sebanyak 12 atau beberapa generasi yang terjadi di satu musim panas.
5. Lalat Sandy atau Lalat Stiletto (Fannia Canicularis)
Penampilan
Ø Dewasa 10-11mm. Tubuh memiliki warna abu-abu pucat, mata coklat perunggu dan kaki coklat gelap kemerahan.
Siklus hidup
Ø Dewasa terlihat dari April hingga September.
Ø Larva bisa membutuhkan hingga 2 tahun untuk berkembang dan hidup dalam pasir yang tidak padat.
Ø Pada tahap kepompong, larva melingkar membentuk lingkaran atau huruf “u” dan bertahan hingga dua minggu.
Pola hidup
Ø Lalat dewasa hidup di tepi sungai berpasir dengan habitat terbuka, bebas dari pepohonan teduh.
Ø Larva dari lalat jenis belati ini merupakan predator tanah yang aktif.
6. Lalat Buah (Drosophila Species)
Penampilan
Ø Panjang 3mm. Warnanya kuning-coklat atau berbintik-bintik dengan mata merah terang.
Ø Perut menggelantung saat terbang, sehingga jadi lambat.
Ø Cenderung melayang
Siklus hidup
Ø Berkembang menjadi dewasa dalam 7-30 hari.
Ø Dewasa hidup selama 2-9 minggu.
Pola hidup
Ø Melakukan perkembangbiakan pada sisa-sisa fermentasi yang terdapat di kedai minuman, buah & sayuran, tempat pembuatan bir, dll.
Ø Juga melakukan perkembang-biakan di saluran pipa yang kotor dan perkakas yang bersih.
7. Lalat Rumah (Musca Domestica)
Penampilan
Ø Panjang dewasa - 5-8mm; rongga dada berwarna abu-abu dengan 4 garis tipis, perut kekuning-kuningan atau kuning, urat sayap keempat bengkok dan ujung sayap agak meruncing.
Ø Larva - Putih dan meruncing ke titik ujung kepala. 2 "titik" sperikal di ujung paling belakang. Tidak berkaki. Panjang 12 mm saat dewasa.
Siklus hidup
Ø Telur tersimpan berkelompok dengan jumlah 120 hingga 150 butir, dan dapat menetas dalam 8 jam atau hingga 3 hari.
Ø Larva membutuhkan 3 - 60 hari untuk menjadi dewasa, kepompong 3 - 28 hari.
Pola hidup
Ø Ditemukan di hampir semua jenis tempat.
Ø Berkembang-biak pada sayuran yang membusuk dan berair.
8. Lalat Saring (Family Psychodidae)
Penampilan
Ø Panjang 2mm.
Ø Tubuh yang berwarna coklat tampak seperti abu-abu.
Ø Sayap merapat menutupi rambut dan saat istirahat berbentuk seperti tenda pada tubuh.
Siklus hidup
Ø Telur menetas dalam 1-6 hari.
Ø Larva membutuhkan 10-50 hari untuk menjadi dewasa.
Ø Kepompong membutuhkan 1-3 hari untuk menjadi dewasa.
Pola hidup
Ø Sering hinggap pada permukaan kotoran yang menjadi tempat bagi larva untuk makan benda-benda organik seperti kotoran.
B. Pernyataan Al-Quran, Hadits dan Pengetahuan Ilmiah Tentang Lalat
1. Lalat di Dalam al-Qur`an
Lalat yang di dalam bahasa Arabnya, “adz-Dzubab” disinggung dalam satu ayat, yaitu ayat 73, surah al-Hajj. Allah subhanahu wata’aala berfirman, artinya, “Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun. Walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS.al-Hajj:73)
Dalam ayat ini terdapat seruan agar bertauhid kepada Allah subhanahu wata’aala dan kecaman terhadap kesyirikan dan orang-orang Musyrik. Sebagaimana dinyatakan Ibn Katsir rahimahullah dalam ayat ini Allah subhanahu wata’aala mengingatkan betapa hina-dinanya berhala-berhala itu dan betapa piciknya akal para penyembahnya.
Apa yang disembah orang-orang jahil dan musyrik itu diberi perumpamaan dengan sesuatu yang hina, yaitu seekor lalat. Bahwa sekalipun semua sesembahan mereka yang berupa berhala-berhala dan patung-patung itu berkumpul untuk menciptakan seekor lalat saja, benda-benda mati itu tidak akan pernah mampu melakukannya. Padahal apalah arti seekor lalat; makhluk yang sangat hina dan jorok. Bahkan, jangankan menciptakan, bila ada seekor lalat merampas sesuatu dari tubuhnya, berhala-berhala itu tak mampu untuk melindungi diri sendiri. Jadi alangkah lemah dan hinanya berhala-berhala itu, bilamana seekor lalat yang dikenal lemah dan jorok justeru lebih kuat darinya. Karena itu, keduanya sama-sama lemah, baik lalat maupun berhala-berhala itu.
Syaikh Abu Bakar al-Jaza`iri mengatakan, “Dibuatnya permisalan dengan seekor lalat itu merupakan sesuatu yang baik dalam bahasa Arab, karena dapat lebih mendekatkan kepada pemahaman.”
Allah subhanahu wata’aala menyebutkan sesuatu di dalam al-Qur`an bukan asal sebut. Pasti ada nilai lebih dari apa yang disebutkan itu. Contohnya, Allah subhanahu wata’aala banyak bersumpah dengan makhluk ciptaan-Nya seperti matahari, waktu Dhuha, dan seterusnya. Itu semua karena apa yang dijadikan objek sumpah itu memiliki nilai lebih di sisi Allah subhanahu wata’aala. Dan terbukti secara ilmiah kemanfaatannya bagi alam semesta ini, tak terkecuali penyebutan seekor lalat.

2. Lalat di Dalam Hadits Nabi SAW
Bilamana di dalam al-Qur`an hanya disebutkan dalam satu ayat saja, maka di dalam hadits nabi shallallahu ‘alahi wasallam penyebutannya lebih banyak. Salah satunya, terkait dengan adanya ‘dualisme’ dalam diri lalat itu. Artinya, di satu sisi pada dirinya itu terdapat racun, namun di sisi yang lain justru sebagai penawarnya alias pada kedua sayapnya.
Di antara hadits-hadits itu adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Jika lalat terjatuh di minuman salah seorang di antara kamu, maka benamkanlah ia, kemudian lepaskanlah (buanglah), karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat obat (penawar).” (HR. al-Bukhari)
Hadits mengenai hal ini cukup banyak dan dipaparkan dengan redaksi yang hampir mirip. Sepintas, hadits ini bagi kelompok yang berlebihan dalam mengkultuskan akal, seperti kelompok Mu’tazilah dan para Orientalis, hadits ini dianggap irrasional (tidak masuk akal). Sebab menurut akal mereka, bagaimana mungkin dapat diterima kenyataan bahwa lalat yang menjijikkan itu memiliki penyakit (racun) sekaligus obat (penawar). Apalagi bila ia terjatuh pada minuman, maka harus dibenamkan semua badannya agar minuman tersebut dapat dikonsumsi lagi dan tidak membahayakan. Sungguh menjijikkan.!!
Tetapi realitasnya, hadits tersebut dari sisi kualitasnya adalah hadits yang shahih. Karena itu, tidak ada tempat dan alasan untuk menolaknya, sebab yang mengucapkannya adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam yang tidak mengatakan sesuatu kecuali berdasarkan wahyu Allah subhanahu wata’aala (QS. an-Najm:3).
Bagi orang beriman, bilamana telah terbukti secara valid dan kuat keshahihan kualitas suatu hadits, maka terlebih dulu ia harus meyakini kebenarannya, terlepas apakah ada hikmah di balik itu ataukah tidak! Hadits ini termasuk mukjizat Nabi shallallahu ‘alahi wasallam dari sisi ilmiah. Lalu, apakah memang terbukti secara ilmiah demikian.?
3. Pernyataan Ilmiah Tentang Lalat
Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya dunia ilmu pengetahuan, tampak jelaslah kebenaran hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam tentang lalat. Dalam hal ini, dunia kedokteran berhasil membuktikan keilmiahan ucapan Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam itu.
Prof. DR. Amin Ridha menjelaskan beberapa poin tentang kenyataan tersebut, di antaranya, “… Ketiga, tidak benar kalau dikatakan bahwa dunia kedokteran belum pernah mengadakan pengobatan suatu penyakit dengan menggunakan lalat. Lalat pernah digunakan sebagai obat bagi penyakit borok menahun dan paru (Frambosia Tropica), yang terjadi pada 30 tahun pertama abad ke-20, sebelum struktur kimia sulfa ditemukan.
Untuk keperluan itu, lalat dipelihara secara khusus. Penemuan membuktikan bahwa lalat mengandung virus pembunuh kuman (bakterial). Dari penelitian itu ditemukan, bahwa lalat di samping membawa kuman-kuman penyakit, ia juga membawa bakterial yang membunuh kuman-kuman. Penelitian ini terhenti karena di saat yang bersamaan, ditemukan struktur kimia sulfa.
Keempat, Hadits tentang lalat menginformasikan adanya sejenis racun pada lalat. Kenyataan ini baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern dua abad belakangan. Sebelumnya, bisa jadi orang tidak mempercayai kebenaran hadits tentang lalat ini. Jika sudah ditemukan bahwa lalat selain membawa penyakit, ia juga mengandung bakterial pembunuh kuman, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui:
Tidak benar, kuman yang dibawa lalat berbahaya dan menyebabkan berbagai penyakit. Tidak benar, banyaknya kuman yang dibawa oleh lalat cukup untuk menimbulkan penyakit bagi orang yang menelan kuman itu. Tidak benar, tubuh manusia dapat terhindar sama sekali dari semua kuman berbahaya. Kalau seandainya begitu, justeru itulah yang sangat berbahaya bagi manusia. Sebab jika tubuh manusia berulang-ulang kemasukan kuman yang berbahaya dalam jumlah sedikit, maka kuman akan menjadi daya tahan terhadap kuman-kuman sejenisnya. Hadits tersebut memberikan informasi penting adanya kuman pada lalat, yang berlawanan dengan racun yang dibawanya. Ini membuktikan bahwa bakteri, virus dan kuman sejenisnya saling berperang dan saling mematikan; yang satu membunuh yang lain dengan jalan mengeluarkan zat beracun. Zat beracun ini yang kemudian digunakan sebagai bahan pengobatan yang lazim disebut antibiotika, seperti: Penicilin dan Cloromicitin. Dan ini bukan saja ada pada lalat, hampir semua binatang berbisa ternyata bisanya itu malah menjadi penyembuh, jika dijadikan sebagai obat. Segala sesuatu yang belum ditemukan dan belum diteliti oleh ilmu pengetahuan jangan diramalkan. Tetapi penelitian harus dilakukan selengkap dan sesempurna mungkin dan tidak boleh dihentikan. Oleh karena itu, merupakan tindakan yang salah jika tergesa-gesa menilai ketidakrasionalan hadits tentang lalat ini tanpa bukti dari hasil penelitian ilmiah modern.”
Perlu diketahui, lalat hinggap pada barang-barang yang dipenuhi kuman-kuman, yang dapat menim-bulkan berbagai macam penyakit. Sebagian kuman itu berpindahke organ tubuh lalat, dan sebagian lainnya dimakan. Dari kuman-kuman ini terbentuk unsur toxine di dalam tubuhnya, yang menurut istilah medis disebut antibakteria. Dialah yang bertugas membunuh berbagai kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini tidak mungkin bertahan hidup atau mempengaruhi tubuh manusia, selagi masih ada antibakteria, khususnya pada salah satu sayap lalat.
Karenanya, ia mampu mengarahkan bakteri ke arahnya, maka jika ada lalat yang jatuh pada makanan atau minuman, lalu kuman yang menempel pada sebagian organ tubuhnya berpindah ke makanan atau minuman, maka antibakteria yang juga dibawa lalat pada salah satu sayapnya akan bekerja membunuh kuman. Bila di sana ada penyakit, maka obatnya juga tidak akan jauh dari penyakit itu. Maka lalat tersebut dapat dibenamkan secara keseluruhan, baru kemudian dibuang. Hal ini sudah cukup untuk membunuh kuman yang dibawa lalat dan akan merusak kerja kuman tersebut. Selain itu, lalat bisa menyuburkan pembenihan kuman beberapa penyakit. Setelah beberapa saat kuman itu pun mati dan pengaruhnya tidak tampak. Kemudian dalam lalat itu terbentuk unsur yang membunuh kuman-kuman yang dinamakan anti-bakteria. Apabila inti lalat diletakkan pada larutan yang bersih, maka akan diketahui empat macam kuman yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, namun ada pula empat macam unsur yang mampu membunuh empat macam kuman itu.
C. Bahaya Lalat dan Cara Pengendaliannya
Salah satu spesies lalat yang perlu diawasi adalah lalat rumah (Musca domestica). Umumnya, umur lalat rumah berkisar antara 1−2 bulan, tapi ada juga yang 6 bulan sampai 1 tahun. Semua bagian tubuh lalat rumah bisa berperan sebagai alat penular penyakit (badan, bulu pada tangan dan kaki, feces dan muntahannya). Penyakit yang biasanya menjadi langganan penularan lalat rumah ini di antaranya kolera, diare, disentri, tifus, dan virus penyakit saluran pencernaan. Kondisi lingkungan yang kotor dan berbau merupakan tempat yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan lalat rumah. Sampah basah hasil buangan rumah tangga merupakan tempat yang disukai lalat rumah untuk mencari makanan sekaligus tempat berkembang biak.
Bila kita akan melakukan pengendalian, kita harus cermat dan jangan asal basmi saja. Kita harus menganalisa terlebih dulu sumber serangga tersebut, bagaimana populasi serangga tersebut meningkat, bagaimana derajat gangguannya pada individu dan komunitas, peran serangga terhadap penularan penyakit bakterial dan viral. Dalam dinamika populasi, keberadaan dan besarnya populasi ditentukan oleh faktor fisik berupa cuaca/ iklim, habitat dan ekosistem, keberadaan inang, dan faktor biotik (pakan dan musuh alami).
Dengan demikian, dalam pengendalian, sebelum menentukan metode mana yang akan kita anut, perlu pertimbangan matang dalam analisa gangguan. Sebagai contoh, kita akan membuang waktu, tenaga dan dana dalam pengendalian serangga pengganggu, bila asal/tempat perindukan tidak kita ketahui. Kecuali dalam suatu komunitas yang masalahnya sudah sangat berkaitan dan parah, tindakan yang mudah dan praktis harus kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan yang terbatas dahulu.
1. Metode Pengendalian Nonkimiawi
Metode ini dikenal sebagai metode yang ramah lingkungan, dan bilamana analisanya benar, akan lebih mengenai sasaran dan mempunyai berbagai dampak positif, misalnya populasi serangga menurun serta peningkatan mutu lingkungan.
Adapun cara-caranya sebagai berikut:
(1) Dengan cara pemulihan lingkungan berupa meningkatkan mutu sanitasi, yaitu dengan cara mengatasi kelemahan dalam pembuangan sampah, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan akan lingkungan yang bersih dan penataan hunian yang sehat. Usaha ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sarang-sarang lalat.
(2) Penggunaan bahan fisik: penggunaan bahan fisik dipergunakan untuk mencegah kontak dengan lalat. Misalnya dengan cara mengatur tata letak dan rancang bangun rumah tinggal agar tidak mudah lalat masuk ke dalam. Penggunaan air curtain. Alat ini sering harus dipasang di tempat umum, misalnya pertokoan, rumah makan, pada pintu masuk. Alat ini mengembus udara yang cukup keras sehingga lalat enggan masuk ke dalam bangunan.

2. Metode Pengendalian Kimiawi
Yaitu metode pengendalian lalat menggunakan bahan kimiawi, yakni dengan cara sebagai berikut:
(1) menghilangkan tempat perindukan, seperti penggunaan insektisida pada tempat perindukan berupa serbuk tabur untuk tempat perindukan lalat, atau pakan unggas yang telah diperkaya dengan insektisida. Dengan harapan tinja masih mengandung insektisida untuk membunuh larva.
(2) menggunakan racun serangga. Racun serangga dapat dibedakan berdasarkan tempat masuknya.
a) Stomach poison (racun perut). Insektisida jenis ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui mulut atau termakan. Biasanya insektisida ini digunakan untuk serangga yang mempunyai alat mulut menggigit, lekat isap dan bentuk penghisap.
(b) Contact poison (racun kontak). Insektisida jenis ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui spirakel alat pernapasan atau melalui integumen ke dalam darah. Pada umumnya insektisida jenis ini digunakan untuk serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk isap. (c) Fumigans (racun pernapasan). Insektisida jenis ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernapasan berupa spirakel yang terdapat di permukaan tubuh, biasanya insektisida jenis ini digunakan untuk serangga yang tidak tergantung pada bentuk mulutnya.

Kesimpulan
Dari semua keterangan di atas, jelaslah bahwa lalat itu mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa. Sehingga Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Menyinggung lalat ini dalam Al-Quran dan Hadits. Bahwa jelaslah tiada yang sia-sia yang Allah ciptakan seluruh makhluk yang ada di permukaan bumi ini, sampai dengan seekor lalat pun mempunyai manfaat yang begitu besar.
Rasul SAW menyebutkan kalau lalat itu jatuh ke minuman maka lalat itu harus ditenggelamkan, karena di salah satu sayapnya terdapat penyakit dan di sayap yang satunya lagi terdapat penawarnya. Artinya, seandainya seekor lalat jatuh ke dalam minuman kita, maka lebih baik minuman itu diminum daripada membuangnya begitu saja, sebab kalau diminum pun tidak akan menimbulkan penyakit sesuai dengan hadits yang telah disebutkan nabi Muhammad SAW.
Itulah sebabnya para ilmuwan mengatakan bahwa lalat itu membawa penyakit pada diri manusia, maka dari itu di atas telah disebutkan cara penanggulangan atau pengendalian lalat yang membahayakan manusia.
Hal yang kontroversi seperti inilah yang banyak diperbincangkan dalam kehidupan. Oleh karena itu waspadailah lalat agar jangan sampai lalat itu membawa penyakit bagi manusia.